Di antara sorotan kehidupan yang melintas, tersembunyi sebuah inti yang mengubah jalan pikiran dan menuntun langkah. Itulah kebanggaan, suatu hakikat yang meresap dalam dimensi jiwa. Mengapa kebanggaan begitu penting? Karena dalam setiap detiknya, ia memperkaya makna hidup, memberi warna pada kisah perjalanan, dan mengangkat hati yang lelah dengan keberanian. Mari kita temukan logika di balik kebanggaan, menjelajahi labirin batin yang memancarkan sinar kehidupan.
Bagaikan bintang yang bersinar di kegelapan, kebanggaan menuntun kita di tengah liku-liku kehidupan. Ketika kita melangkah di atas jalur cita-cita dan menerobos rintangan, kebanggaan adalah penerang yang mengukir jejak keberanian. Ia mengajarkan kita untuk tak pernah menyerah, bahkan ketika badai mengguncang, karena di dalam diri setiap individu, terdapat api yang tak pernah padam, yang bernama kebanggaan.
Seperti pelukis yang menjelajahi kanvas putih, kebanggaan meramu kisah-kisah hidup menjadi mahakarya yang tiada tara. Di balik setiap goresan siksa dan senyum, terdapat nuansa kebanggaan yang memperkaya makna. Kisah seorang pejuang yang menghadapi cobaan tanpa kenal lelah, atau seorang ibu yang mengorbankan segalanya demi kebahagiaan anaknya, menjadi bukti betapa kebanggaan adalah nafas yang menghidupi jiwa.
Bayangkan seorang petani kecil, yang tanpa pamrih mengolah tanah gersang menjadi ladang subur. Setiap titik keringat yang jatuh menjadi simbol keberanian dan ketekunan. Dalam keheningan senja, ia menyaksikan hasil jerih payahnya, dan di situlah kebanggaan memancar dari setiap pori-porinya. Kisah ini tidak hanya menggugah hati, tetapi juga mengingatkan kita akan kekuatan yang tersimpan dalam kesederhanaan.
Sejatinya, kebanggaan adalah panggilan untuk menjalani hidup dengan martabat dan integritas. Ia bukanlah sekadar pencapaian atau keberhasilan yang diperoleh dari luar, tetapi juga jalan yang kita pilih untuk berdiri tegak di atas nilai-nilai yang diyakini. Melalui pengalaman dan refleksi, kita memahami bahwa kebanggaan adalah cermin dari keberanian dan kejujuran diri sendiri.
Dalam setiap helaan nafas, dalam setiap langkah yang dijalani, mari kita memelihara mahkota kebanggaan yang melingkupi jiwa kita. Dengan keyakinan yang teguh dan hati yang tulus, kita merangkai kisah hidup menjadi syair yang indah, dengan kebanggaan sebagai pilar utama yang menghiasinya. Kebanggaan adalah perjalanan spiritual yang menghadirkan cahaya di tengah kegelapan, dan sebagai sahabat setia, ia menuntun kita menuju puncak keberhasilan dan kebahagiaan sejati.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ menyampaikan pesan bahwa kebanggaan dan kebesaran adalah milik Allah semata. Ia berfirman, “Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Kebanggaan itu adalah jubah-Ku dan kebesaran adalah sorban-Ku. Barangsiapa yang bersaing dengan salah satu dari keduanya, maka Aku akan menghancurkannya.'” (HR. Muslim)
Dari hadits ini, kita diajarkan untuk tidak bersaing dengan Allah SWT dalam hal kebanggaan dan kebesaran. Sebagai gantinya, kita harus tetap rendah hati dan mengarahkan segala kebanggaan kita kepada-Nya, sebagai penghambaan dan pengakuan atas segala anugerah yang telah diberikan. Dengan demikian, kebanggaan kita menjadi lebih berarti, karena didasarkan pada kepatuhan dan ketulusan kepada Sang Pencipta. #AWK1980
Assistant Professor, Universitas Terbuka
HR Development; Management; Online and Distance Learning; Vocational Education