Skip to content
Menu
ariewibowo.id
  • ARTIKEL
  • JURNAL
  • BUKU
  • SLIDE
  • SPIRIT QOLBU
  • GALERI
  • KONTAK
ariewibowo.id

Kasihilah Yang di bumi, Niscaya Yang di Langit Akan Mengasihimu

Posted on Mei 5, 2021Mei 5, 2021 by Dr. Arie Wibowo Khurniawan, S.Si, M.Ak
Dilihat : 490

Setiap orang memiliki jiwa kasih sayang. Tapi besar kecilnya kasih sayang itu tergantung usaha pada setiap orang untuk menumbuhkan dan merawatnya. Ada orang-orang yang berhasil membesarkannya, dan memberikan banyak kedamaian bagi dirinya dan orang-orang sekitarnya. Tapi banyak juga yang gagal, karena kasih sayangnya tertutup oleh noda keserakahan, kedengkian, kebencian, keegoisan dan kesombongan.

Kasih sayang dan keikhlasan adalah dua mata uang yang tak terpisahkan. Kasih sayang tak mungkin ada tanpa keikhlasan, begitupun sebaliknya. Seringkali memandang atau menilai orang lain dengan kacamata duniawi dan materi. Sikap seperti ini akan mengikis rasa kasih sayang antar sesama yang seharusnya diberikan pada sesama yang mungkin tidak memilki kehidupan yang lebih baik.

Belajar terus untuk melihat orang yang kondisinya jauh lebih sulit di bawah kita, melihat mereka dan bergaul dengan mereka akan melembutkan hati dan melahirkan cahaya kasih sayang. Sebaliknya, kita harus pandai menjaga diri bila bergaul dengan orang-orang yang memilki harta yang sangat banyak, terkenal atau orang-orang yang terbiasa hidup dengan mudah. Sebab, bila tidak hati-hati, pergaulan seperti itu akan menyebabkan berseminya angan-angan, mengurangi rasa syukur, dan menepiskan belas kasih sayang.

Berkaitan dalam hidup bersama yang penuh warna, perbedaan demi perbedaan pasti banyak ditemukan. Banyak orang bilang, lain kepala tentu lain pikir dan lain rasa. Ya. Perbedaan pasti ada dan harus ada. Bahkan keindahan justru ada pada perbedaan. Tinggal bagaimana menjahit perbedaan itu dengan benang-benang kasih sayang.

Lihatlah dunia sekitar. Perhatikan makhluk hidup yang ada. Apa saja. Kita akan dapati bagaimana mereka menanamkan kasih sayang antar sesama. Lihatlah bagaimana seekor induk ayam yang sangat marah bila anak-anaknya yang masih kecil terganggu sedikit saja. Lihatlah bagaimana seekor kangguru dengan sabar mengantungi anaknya ke sana kemari. Dunia ini ada, karena ada kasih sayang. Ia akan tetap ada selama masih ada kasih sayang.

Maka, hilangnya kasih sayang , cepat atau lambat akan berujung kepada kepunahan. Lihatlah dalam dunia binatang. Perburuan yang tak beraturan, pembabatan hutang yang sembarangan, telah menyebabkan punahnya berbagai macam jenis binatang. Dalam kehidupan manusia pun tak jauh berbeda. Ketika kasih sayang tercerabut dari kehidupan bersama, bencana kehilangan yang begitu mengerikan akan segera datang.

Pilar-pilar kasih sayang ibarat semacam gambar bangunan yang kokoh secara vertikal dan horizontal, vertikal kepada sang maha pencipta dan horizontal kepada sesama secara sosial. Didalam bangunan kasih sayang itu, ribuan makhluk bisa berteduh, saling berbagi, saling menghargai, dan saling menjaga eksistensi.

Kita harus terus menumbuhkan kasih sayang kita kepada sesama di Negeri ini. Karena nantinya, Ini akan berbanding lurus dengan turunnya kasih sayang dari Penguasa Langit. Kasihilah Yang di bumi, Niscaya Yang di Langit Akan Mengasihimu…

Tak ada yang lebih sepi, kecuali kesendirian di tengah keramaian, atau kengerian di tengah kebersamaan, lantaran tak ada lagi kasih sayang. AWK

Dr. Arie Wibowo Khurniawan, S.Si, M.Ak

Dosen Manajemen SDM (HR Management), Budaya Organisasi (Organizational Culture), Literasi Finansial pada Universitas Terbuka; Pemerhati School Governance SMK.

  • Merangkai Mozaik Nusantara : Profil SMK Rujukan Bidang Pariwisata
  • Jelajah Potensi Bahari : Profil SMK Rujukan Bidang Perikanan Dan Kelautan
  • Grand Design Pengembangan Teaching Factory dan Technopark di SMK
Set your Author Custom HTML Tab Content on your Profile page

1 thought on “Kasihilah Yang di bumi, Niscaya Yang di Langit Akan Mengasihimu”

  1. Bambang Sujatmiko berkata:
    Mei 5, 2021 pukul 10:15 am

    Luar biasa,Terimakasih Bopo. Manusia dilahirkan diberi akal dan pikiran untuk berkembang sesuai talenta yang dimiliki, diukir dan diasah bagaikan pedang. Pedang akan bermakna dan berarti,,, siapa yang memegang dan menggunakannya.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • Merangkai Mozaik Nusantara : Profil SMK Rujukan Bidang Pariwisata
    Merangkai Mozaik Nusantara : Profil SMK Rujukan Bidang Pariwisata
    Februari 18, 2023
  • Jelajah Potensi Bahari : Profil SMK Rujukan Bidang Perikanan Dan Kelautan
    Jelajah Potensi Bahari : Profil SMK Rujukan Bidang Perikanan Dan Kelautan
    Februari 18, 2023
  • Grand Design Pengembangan Teaching Factory dan Technopark di SMK
    Grand Design Pengembangan Teaching Factory dan Technopark di SMK
    Februari 18, 2023
  • SMK dari Masa ke Masa
    SMK dari Masa ke Masa
    Januari 15, 2023
  • Zero-Sum Game Leadership dalam Organisasi
    Zero-Sum Game Leadership dalam Organisasi
    Januari 14, 2023

  • 0
  • 0
  • 0
  • 18.781
  • 9.410

  • 0
  • 0
  • 0
  • 18.781
  • 9.410

MENU WEBSITE

  • HOME
  • TENTANG SAYA
©2023 ariewibowo.id